Hybrid Content Strategy Besutan IDN App

Sebelum mengupas seluk beluk IDN App, ada baiknya kita cermati beberapa hal yang ada relevansinya. Untuk diketahui, bahwa kompetisi menjadi aplikasi berita terlengkap tak bisa dihindari di era serba digital.

idn app yogasdesign

Photo by yogasdesign

Bukan tanpa alasan, fakta dan data mengenai agresivitas industri digital berbasis internet adalah salah satu yang mendasari. Dan pastinya, makin deras arus informasi beserta kebutuhannya adalah konsekuensi yang tak terelakkan.

Perlu jadi catatan bahwa konsumsi internet di tanah air memperlihatkan angka yang massive. Ini ditunjukkan dengan fakta bahwa Indonesia sudah menempati peringkat ke-4 dunia dalam jumlah pengguna internet.

Dilansir dari situs internetworldstats.com, pada kuartal 1 tahun 2020, pengguna internet di negeri agraris ini sudah mencapai 171.260.000 jiwa. Hanya berada di bawah Amerika Serikat di peringkat ke-3 dengan jumlah pengguna 313.322.868 jiwa. Adapun rata-rata pengguna di Indonesia menghabiskan waktu nyaris delapan jam dalam sehari bersama internet (Digital Indonesia 2020, We Are Social – Hootsuite).

Besarnya jumlah pengguna internet ini, bisa diasumsikan adanya gerakan yang agresif di publik dalam mengosumsi informasi. Bayangkan saja, jika kita mengambil dari data penggunaan search engine Google di Indonesia, laporan Digital Indonesia 2020 juga mengungkapkan besaran angka 1.689.000.000 pencarian dalam satu bulan.

Lalu pada uraian site ranking, sampai kuartal satu tahun 2020, dua website yang di Indonesia paling banyak digunakan sebagai baromater yaitu alexa.com dan simliarweb.com, menunjukkan ranking 50 besar dikuasai oleh situs-situs berbasis berita, media sosial dan online shopping.

Memang, harus diakui bahwa banyak pemain lama yang bercokol pada jajaran penguasa di situ. Tapi setidak-tidaknya ada yang mencuri perhatian, yaitu IDN Times. Media daring yang bisa dibilang pendatang baru, tiba-tiba melejit ke atas untuk ikut bersaing.

Dalam usia brand yang tahun 2020 menginjak 6 tahun, IDN Times langsung tancap gas sejak awal untuk menaikkan performa produknya. Tak hanya dari sisi konten dan brand activation, tapi juga SEO (Search Engine Optimization) Engineering dan social media management digarap serius sebagai amunisi untuk mendobrak hegemoni brand media daring yang sudah lama bergentayangan di ranking atas.

Dalam rangka memperkuat ekistensinya, tak ketinggalan media yang memuat banyak berita umum dengan target audience kaum mileneial dan Gen-Z ini, juga meluncurkan aplikasi IDN App yang dapat ditemui di Playstore dan AppStore.

Aplikasi ini tampaknya diproyeksikan sebagai pendorong askelerasi brand supaya lekas digandrungi, sekaligus bentuk komitmen agar positioning sebagai aplikasi berita terlengkap bisa tercapai. Walau jumlah pengguna aplikasi masih belum melampui para rivalnya yang notabene adalah pemain senior, ada beberapa hal yang patut mendapat perhatian.

idn app yogasdesign

Setelah saya mengunduh aplikasi ini, secara garis besar konten IDN App, yang beroperasi sebagai native app, tak banyak perbedaan dari segi konten dengan versi website-nya. Hanya saja terlihat bahwa di versi aplikasi sangat menekankan keberadaan fitur interaktif yang akan menyokong engagment antara publisher dengan user, maupun user dengan user lain.

Hal ini jelas terlihat dari keberadaan fitur “Tanya Jawab” dan “Menulis Artikel” yang langsung mendapat main trigger dengan penempatan simbol “+” di area utama navigasi. Fitur ini membuka ruang interaksi di antara para pengguna, sekaligus menjadi wadah bagi potensi kreativitas yang ada di kalangan user..

Sebagai aplikasi yang dimunculkan untuk meraih posisi sebagai aplikasi berita terlengkap, news feed tetap mendapat ruang yang sangat besar. Walau agak berbeda pada pilihan konten di top slide banner dengan yang ditampilkan pada versi website, tetap terlihat bahwa aplikasi ini memiliki pondasi kuat sebagai penyaji ragam berita dan informasi.

Pemanfaatan section pada application layout cenderung menghasilkan banyak pengulangan judul berita dan thumbnail. Sektor ini sedikit tertolong dengan adanya jeda yang menampilkan highlight dari fitur “Tanya-Jawab”.

Keberanian penggunaan jenis font yang berbeda dengan versi website patut jadi evaluasi berkenaan dengan product identity. Sebagai brand yang kebetulan bisa melejit dalam waktu relatif singkat, konsistensi mengusung identitas produk layak menjadi pertimbangan ke depan. Elemen-elemen dasar yang termaktub pada frontend design dapat dijadikan penguat. Dari logo, warna, ikon, hingga tipografi.

Dari sudut pandang rancang user experince (UX Design), IDN App menawarkan beberapa hal yang berkonsentrasi melayani para pengguna yang terdaftar sebagai anggota komunitas, utamanya dalam hal penulisan artikel. Sistem yang mengadopsi citizen journalism tampak didorong agar lebih mengemuka. Selain menjadi arena penyaluran kreativitas, penyertaan publik untuk berkontribusi lewat tulisan juga dapat membangun brand loyalty.

Bisa dikatakan hybrid content strategy sedang coba dijalankan, begitu pula pada versi website. Walaupun hal ini sudah juga dilakukan beberapa aplikasi berita lain, peluang makin tingginya tingkat berbagi di media sosial diharapkan jadi amunisi untuk mendapatkan brand awareness dan menggerakkan community development. Dan pula, penambahan active user diproyeksi akan mendukung pertumbuhan pengguna aplikasi agar terus bergerak dalam tren positif.

Di samping itu pada area navigasi utama terdapat pula fitur “Explore”. Yang mana fitur ini dapat diatur berdasarkan selera dan akan membantu pengguna menandai topik-topik yang menarik baginya di keseharian.

Lalu untuk detail artikel, aplikasi dengan aksen warna khas merah dan hitam ini masih mengikuti apa yang sudah banyak dilakukan aplikasi berita lain. Yaitu menampilkan rekomendasi artikel-artikel lain yang patut dikonsumsi. Selain sangat membantu pengguna untuk menemukan artikel atau berita yang menarik baginya, dari sudut pandang kedalaman user exploration juga sangat membantu.

idn app yogasdesign

Untuk rancang user interface (UI Design), IDN App masih masuk kategori fast loading. Ikon-ikon dibuat sederhana dengan konsep outline icon yang mengandung warna khas brand. Besaran font sudah memudahkan pengguna untuk membaca. Aksen warna tidak berlebihan, tapi banyak dipakai untuk pendanda hal-hal khusus dalam rangka mencuri perhatian mata.

Lalu penempatan foto yang sengaja memanfaatkan seluas-luasnya ruang horisontal tergolong menawarkan pengalaman visual yang baik. Mengingat mobile application memang difokuskan bagi pengguna smartphone dengan ukuran layar yang jauh lebih kecil dari laptop maupun PC, pemanfaatan ruang seperti ini untuk sisi visual adalah pilihan yang ideal.

Variasi besaran font terlihat juga pada halaman detail. Pilihan-pilihan kutipan dari artikel dijadikan pull quote untuk mencuri perhatian pembaca. Selain mengarahkan pembaca mendapatkan ringkasan hal-hal penting, secara visual juga menghindari tampilan yang monoton penuh teks, apalagi pada artikel yang memang menuntut penjabaran panjang.

Overall, IDN App sudah melakukan optimasi dari potensi yang ada. Walau harus diakui, untuk lebih bertenaga dalam kompetisi yang ketat di wilayah media berbasis berita umum, banyak lagi yang dapat dikembangkan. Utamanya adalah bagaimana aplikasi ini semakin kuat dalam mencanangkan diri sebagai natvie app, yang punya perbedaan signifikan dengan versi website dari sisi fitur.

Seiring dengan itu, content enrichment yang mengikuti target audience para milenial dan Genz-Z perlu digerakkan. Perilaku mereka adalah pertimbangan utama. Kecenderungan hidup dinamis sejak usia dini, tak lagi berpikir “out of the box” tapi “there is no box”, menganut kebebasan berpikir yang sangat terbuka, menempatkan konten audiovisual sebagai konsumsi utama, serta social media addict, adalah beberapa yang perlu disikapi.

Patut dicatat, bahwa dalam mobile app development adalah penting dipertimbangkan setidak-tidaknya empat hal pokok agar produk diperhitungkan dan hidup berkesinambungan. Yaitu: dibutuhkan, menghubungkan, memberi solusi, dan memotong mata rantai.

Yang juga penting dalam pengembangan produk digital ini, seperti apa yang diakatakan George Westerman, Principal Research Scientist with the MIT Sloan Initiative on the Digital Economy: “Ketika transformasi digital dilakukan dengan benar, itu seperti ulat yang berubah menjadi kupu-kupu, tapi jika dilakukan salah, yang Anda miliki hanyalah ulat yang berjalan sangat cepat.” (Y)