Pengetahuan Dasar Desain Media Penerbitan

Media Design_YD

Mendesain media penerbitan adalah bidang yang selalu menarik. Maklum, walaupun industrinya tak pernah lepas dari jatuh bangun, peminatnya seperti mati satu tumbuh seribu. Baik itu berupa penerbitan media massa yang terbit periodik atauapun yang tidak tentu seperti buku. Bahkan di era digital yang sedang sangat agresif menggerus keberadaan industri penerbitan cetak, nyatanya proses desain tetap dibutuhkan kehadirannya.

Dalam dunia desain grafis bidang ini dikenal dengan nama dekstop publishing. Wilayah kerja yang sebenarnya mencakup banyak bidang ini justru saat ini lebih sering dijadikan satu paket pekerjaan. Mendesain, membuat ilustrasi, melayout atau menataletak, hingga photo retouching. Tapi memang desktop publishing ini idealnya adalah pekerjaan mendesain hingga menataletak saja, apakah untuk keperluan dicetak maupun e-publishing.

Tapi tulisan ini bukan untuk memperdebatkan hal tersebut. Dalam tulisan ini akan dibahas pengetahuan dasar hal-hal apa saja yang sebaiknya diperhatikan saat menjalankan proses mendesain media penerbitan.

1. Pastikan sebelum mendesain dilengkapi dahulu semua data-data seputar media yang akan didesain. Baik yang menyangkut sisi teknis maupun sisi pembacanya. Pastikan soal ukuran, jenis kertas yang akan jadi medium cetak, ketebalan kertas, perkiraan jumlah halaman serta pewarnaan. Lalu perhatikan juga unsur-unsur yang berkaitan dengan bidang pemasaran seperti, siapa pembacanya, berapa usianya, apa jenis kelaminnya, apa pekerjaan atau profesinya, berapa penghasilan mereka, tinggal di daerah mana, dan juga potensi kebiasaan membaca.

2. Setelah mendapatkan data-data awal, lalu mulailah dengan membuat draft desain media penerbitan. Dapat digunakan kertas coret-coretan ataupun langsung dilakukan pada perangkat komputer dengan software yang direkomendasikan.

3. Saatnya mengeksekusi pada perangkat komputer. Hal ini akan banyak menentukan jalannya pekerjaan layout saat nanti desain yang sudah dibuat akan menjadi template lengkap dengan guidence-nya. Bukalah kertas baru dengan ukuran yang sudah ditentukan, lalu tampilkan dalam keadaan spread pages agar dapat melihat tampilan bentang seperti saat buku, majalah, atau koran sedang dibaca. Segera tentukan margin setiap sisi yang akan dipakai secara konsisten. Jika ada bayangan jumlah halaman, jangan lupa perhitungkan sisi dalam dimana penjilidan akan dilakukan di sisi itu. Lanjutlah dengan menarik beberapa guide line yang akan dibutuhkan termasuk bleed jika nantinya bermaksud untuk dicetak, dan buatlah kolom standar yang akan diapakai. Bisa saja membuat lebih dari satu variasi kolom.

4. Setelah urusan menyangkut ruang layout selesai, mulailah menentukan fonts/huruf yang akan digunakan dalam setiap elemen. Perhatikan struktur artikel atau berita secara umum yang bisa juga didiskusikan pihak-pihak yang berhubungan dengan keredaksian. Biasanya secara standar mengandung elemen: judul, sub judul, intro/lead, teks berita, kutipan, caption, dan termasuk varasi drop cap, tanda kutip maupun yang lainnya. Pertimbangkan apakah dominasi huruf yang dipakai akan mengarah pada san serif fonts, serif fonts, atau mungkin genre-genre baru fonts yang lainnya seperti slab serif fonts. Pertimbangkan besaran poin huruf dengan seksama, termasuk jarak antar huruf, jarak antar baris, jarak antar kata hingga jarak antar baris dan gridline yang akan diberlakukan. Jangan sampai mengabaikan faktor keterbacaan, walaupun tetap up to date dengan tren visual yang sedang berlaku. Setelah semua elemen-elemen berita/artikel terwakilkan, jadikanlah style yang akan membantu terwujudnya konsistensi dalam tata letak.

5. Tahap berikutnya adalah menentukan warna yang dipakai. Lakukanlah riset kecil-kecilan mengenai warna yang sedang tren pada periode terkini. Sesuaikan dengan sasaran pembacanya dan tentukan warna-warna primer sekaligus warna-warna sekunder, termasuk gradasi . Tidak usah terlalu banyak warna, yang terpenting dapat mewakili gaya dari media yang didesain. Khusus untuk buku biasanya pewarnaan lebih minim, justru warna yang berhubungan dengan teks lebih banyak didominasi warna standar, hitam. Tapi beberapa buku dengan maksud dapat menarik pembaca biasanya juga menyelipkan warna tambahan pada elemen-elemen khusus, seperti judul, sub judul, drop cap atau kutipan.

6. Lanjutkan dengan melengkapi elemen-elemen desain yang sekiranya akan memberi pengaruh terhadap desain secara keseluruhan walaupun dengan hal-hal kecil. Penomeran halaman yang dapat dilengkapi garis ataupun unsur garfis lain termasuk warna. Lalu header yang biasanya dalam penerbitan media massa dicantumkan nama rubrik. Elemen ini bisa menjadi unsur dekorasi dengan sedikit saja sentuhan artistik agar tidak terlalu dominan. Selanjutnya bisa diputuskan apakah akan ada elemen garis sebagai pemisah kolom atau tidak. Jika ada, buatlah tidak terlalu tebal (sekitar 0.4 poin atau 0.5 poin) dan berikan warna yang lebih muda dari warna teks, seperti abu-abu.

7. Lakukan trial and error untuk terhadap desain yang sudah jadi agar dapat dipertimbangkan mana yang kurang, mana yang lebih hingga akhirnya siap untuk dilakukan eksekusi penataletakkan dari materi-materi media penerbitan yang sudah siap.

Selamat mencoba! **

Leave a Reply