Jaringan Kerja Kreatif, Membina Simbiosis Mutualisme

Di dunia kreatif keterlibatan tenaga ahli dengan berbagai spesialisasinya dalam pengerjaan suatu proyek sering terjadi. Sebuah pekerjaan yang di dalamnya melibatkan jaringan kerja kreatif adalah biasa. Bisa digambarkan sebagai contoh, sebuah proyek pengerjaan inhouse magazine yang biasanya diterbitkan oleh perusahaan yang diedarkan hanya untuk kalangan terbatas, bisa melibatkan berbagai pihak dengan skill beragam. Dari copy writer atau jurnalis lepas, desainer grafis, fotografer, hingga urusan produksi cetak. Lalu, apakah orang-orang tersebut harus berada dalam satu wadah permanen seperti biro iklan ataupun production house dan sejenisnya yang harus mendapat upah tetap periodik walaupun pekerjaan belum tentu selesai dalam periode yang sama? Jelas tidak.

jaringan kerja kreatif

pexels.com

Dunia freelancer atau pekerja lepas kini sedang banyak didalami oleh para pekerja kreatif. Keinginan untuk tidak terikat tapi dapat terus bekerja menjadi dasar makin banyaknya peminat yang serius menjadi pekerja lepas. Nah, mereka inilah yang biasanya banyak digunakan oleh beberapa lembaga usaha permanen untuk menjadi eksekutor berbagai proyek dengan tidak harus menjadikannya karyawan. Dan para freelancer pun juga berlomba-lomba, berkompetisi secara sehat untuk dapat dipercaya sebagai tenaga ahli dari bidangnya masing-masing. Termasuk mencari market bagi mereka sendiri atau bahkan bagi komunitasnya melalui jaringan kerja kreatif.

Dari simbiosis mutualisme tersebut, apa sebenarnya yang menjadi kunci agar pihak-pihak yang berkaitan dan berkepentingan dapat terpenuhi kebutuhannya?Jelas, jaringan kerja kreatif yang pada dasarnya menjalankan cara kerja “Networking” itulah yang banyak berperan . Pada dasarnya “Networking” adalah membangun hubungan dengan orang lain ataupun organisasi/lembaga yang memiliki pengaruh terhadap kesuksesan pofesional maupun personal. TIdak sekadar berkenalan, tapi juga berbagi potensi dan informasi, mendapatkan integritas dan mempengaruhi, dan menciptakan visi yang mengarahkan kemampuan masing-masing individu untuk melakukan sesuatu terhadap orang lain.

Lalu hal apa saja yang perlu dilakukan untuk dapat membangun jaringan kerja kreatif yang dapat mendukung jalannya pekerjaan? Berikut sedikit diantaranya:

  • Pastikan bahwa Anda mempunya potensi berupa skill ataupun berbentuk barang produksi, fasilitas kerja yang siap mengerjakan pekerjaan-pekerjaan sesuai spesialisasi. Rasa percaya diri terhadap potensi yang dimiliki menjadi penting, karena kita akan berhadapan dengan orang lain dengan kapasitas bebeda-beda, dengan karakter bermacam-macam.
  • Siapkan segala atribut pendukung yang akan menjadi saluran komunikasi Anda. Nomer telepon yang selalu dapat dikontak, alamat email, akun sosial media, atau bahkan hingga alamat blog ataupun website. Dan tentunya semua itu bisa dicantumkan dalam bentuk kartu nama yang juga menjadi media informasi pendahuluan dari diri Anda bahkan menjadi “juru bicara” Anda.
  • Banyaklah bergaul dengan personal-personal berprofesi sama untuk bisa mendapatkan ataupun bertukar ilmu baru, saling membuka jalur dan tentu memilhara silaturahmi agar satu sama lain punya rasa keterikatan selayaknya hubungan persahabatan. Ini bisa dilakukan dalam ranah kesamaan skill maupun lebih luas, seperti kesamaan bidang industri yang didalami. Lalu perluas lagi dengan akitf di komunitas-komunitas profesi agar selalu update dengan apa yang sedang terjadi dalam dunia kreatif yang dijalani. Hal ini sekarang sangat mudah dilakukan dengan keberadaan media sosial yang mampu menjangkau tak hanya lintas kawasan tapi juga lintas kota, pulau hingga benua.
  • Mulailah untuk tak segan berbagi ilmu kepada siapapun yang memerlukan. Semakin banyak Anda berbagi ilmu, maka semakin banyak pula mendapat ilmu baru. Dan dengan rajin berbagi ilmu, secara tidak langsung Anda juga sedang membangun citra sebagai tenaga ahli yang patut diperhitungkan. Bahkan jika memungkinkan cobalah bersama rekan-rekan seprofesi ataupun komunitas untuk sesekali membuat workshop bidang tertentu. Selain dapat berdiskusi, juga dapat merekatkan hubungan antar personal ataupun komunitas dan tentunya akan memperkaya perbendaharaan potensi yang dapat Anda himpun.
  • Jajaki pembinaan hubungan dengan lembaga-lembaga kreatif ataupun individu-individu yang mempunyai akses dan relatif banyak membutuhkan jenis potensi seperti yang Anda miliki. Melakukan pertemuan ringan sekadar beramah tamah dapat menjadi awal penjajakan. Tidak perlu terlalu agresif “menjual” diri Anda. Cukup sekali memberi info tentang potensi dan apa-apa saja yang bisa diperbuat, berikan kartu nama atau minimal bertukar nomer kontak, selebihnya jalinlah hubungan biasa tanpa pamrih dan tentu saling berbicara mengenai wawasan-wawasan baru di dunia yang digeluti tanpa bermaksud menggurui dan terkesan terlalu mengarahkan kepada penggunaan potensi Anda. Biarkan keputusan ataupun kebutuhan terhadap keahlian Anda tumbuh secara alamiah.
  • Ramah kepada siapapun menjadi mutlak. Karena dengan keramahan, semua pintu-pintu kemudahan relatif dapat terbuka. Banyak kerelaan orang atau lembaga berhubungan profesional dengan Anda tidak melulu karena soal kapasitas maupun skill. Tapi juga karena kenyamanan saat berkomunikasi, berinteraksi dengan Anda. Termasuk cara Anda melakukan aktifitas di dunia maya dengan media sosial.Tapi walau begitu tetaplah jaga kredibilitas profesi, dalam arti tetap tunjukkan bahwa potensi yang dimiliki tetap harus dihargai dengan pantas oleh yang menggunakannya. Begitupula dengan penghargaan terhadap proses kreatif yang berjalan saat hubungan profesional terjalin antara dua pihak atau lebih.
  • Hargai potensi Anda, agar orang lain juga ikut menghargai dengan layak. Jangan sekali-kali merendahkan profesi ataupun kemampuan Anda sendiri. Tunjukkan bahwa profesionalitas juga menjadi milik Anda. Pemisahan cara berinteraksi dalam urusan bisnis dengan personal harus jelas. Hal ini juga diberlakukan saat Anda menjadi komandan sebuah proyek yang dipercayakan suatu lembaga, dan Anda memutuskan mengambil rekan-rekan seprofesi atau komunitas sebagai anggota tim. Hargai orang lain, baik rekan maupun kolega dengan cara yang pantas.
  • Aktif memelihara hubungan yang sudah berhasil dijalin dengan berbagai pihak, baik rekan sejawat maupun kolega. Baik secara temu langsung ataupun dengan saling bertegur sapa lewat media sosial. Membangun hubungan bukan hanya soal pekerjaan, order, proyek, ataupun tagihan. Tapi juga membangun chemistry antar pihak-pihak terkait sekaligus membangun loyalitas dua arah. Bertindaklah layaknya marketing public relations bukan seperti sales. Jadikan pihak-pihak di sekeliling Anda sebagai teman yang dapat saling berdiskusi, bertukar pikiran atau sekadar melakukan aktifitas hobi yang sama. Bukan melulu bicara jualan, jualan dan jualan yang menjamin Anda akan cepat dijauhi orang lain.

Selamat berkarya!**

1 thought on “Jaringan Kerja Kreatif, Membina Simbiosis Mutualisme”

Leave a Reply