Tag: literatur desain
Kaum Intelektual, Mencerdaskan atau Membodohi?
Bicara soal kaum intelektual, bisalah kita melihat gejala-gejala yang timbul di masyarakat, terbesit pemikiran. Pemikiran tentang pentingnya kadar intelektualitas seseorang dalam menyampaikan apa saja yang ada di benaknya. Mengapa harus dikatakan penting, karena dari kenyataan yang ada kita disuguhi ‘tontonan’, betapa kaum yang mengaku dari golongan intelek begitu percaya untuk menyampaikan ataupun memberikan masukan kepada bangsa ini untuk keluar dari permasalahan-permasalahan yang mendera.

Photo by Alexandre Pellaes on Unsplash
Konten Gratis untuk Kebutuhan Produk Kreatif
Kebutuhan konten gratis baik berupa vector, illustrasi kartun, maupun foto dan video menjadi lebih agresif semenjak platform digital menjadi konsumsi utama publik dalam memperoleh informasi. Tentunya termauk keberadaan media sosial yang tak bisa lepas dari keseharian manusia modern saat ini.
Photo by bruce mars on Unsplash
Berbagai macam konten gratis kreatif dibuat untuk mengakomodir makin variatifnya keinginan audiens menelan informasi yang tersebar di dunia maya. Publik tak lagi hanya berkubutuhan terhadap informasi standar yang disajikan oleh banyak situs. Tapi juga bentuk-bentuk baru kaya kreatifitas seperti, infografis, videografis, blog vlog, hingga web series dan banyak lagi.
Saat Timor Leste Menggali Ilmu Media Relations di Indonesia
Hubungan masyarakat disingkat Humas, juga dikenal dalam bahasa inggris sebagai Public Relations (PR). Secara definisi banyak sekali versinya. Salah satu yang banyak ditemukan dalam literatur adalah definisi yang dirilis International Public Relations Association (IPRA), berikut ini:
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah sebuah fungsi manajemen yang terencana dan berkelanjutan, organisasi induk dan lembaga swasta atau publik yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian, simpati, dan dukungan dari pihak – pihak terkait atau yang memiliki hubungan dengan penelitian opini publik di antara mereka

Photo by rawpixel on Unsplash
Viral Marketing dan Content Spreading, Mana Lebih Menguntungkan?
Kemunculan bayi baru bernama viral marketing begitu antusias disambut. Ramai-ramai mereka mempraktikkan metode penyebaran pesan ini dengan mempertajam kreatifitas pada konten. Tapi tak semua menemukan hasil yang signifikan. Karena memang makin banyaknya konten yang sengaja dirancang agar mendapatkan efek viral justru membuat publik makin selektif memilih konten mana yang layak dibagi-bagikan ulang hingga menyebar seluas-luanya. Bahkan tak sedikit yang juga berefek bumerang bagi pembuat konten dengan terbentuknya stigma maupun sentimen negatif.

https://pikwizard.com