Industri kreatif sedang berjalan pada dimensi baru, utamanya yang berkaitan erat dengan produksi konten digital. Ragam wadah yang mengakomodir arus deras terbarukan ini juga sudah menggurita. Dari urusan konten menghibur dan informasi di platform media sharing, hingga perkara jualan di marketplace.
Tag: internet
Jenis Perilaku Konsumen yang Bertindak Sebagai Produsen
Pada 1980, Alvin Toffler, seorang penulis dan pengusaha Amerika yang tersohor dengan karyanya yang membahas teknologi modern, memperkenalkan istilah ‘prosumer’ dalam bukunya “The Third Wave”. Istilah ini adalah gabungan dua kata yakni producer dan consumer yang mendeskripsikan jenis perilaku konsumen generasi sekarang, yang tidak hanya pasif saja, melainkan juga terlibat dalam proses produksi.

Photo by Anete Lusina from Pexels
Bekerja dari Rumah, Bukan Hanya Cara Baru
Kalau merunut dari sejarah, ide “Bekerja dari Rumah” atau juga populer dengan istilah WFH (Work From Home), sudah dilakukan sejak lama bahkan oleh para pentolan kerajaan bisnis dunia. Sebagai contoh, pada 1994 sewaktu Jeff Bezos memutuskan untuk memulai cikal bakal kerjaan bisnis Amazon di garasi rumah. Atau di tahun 1998 ketika Larry Page dan Sergey Brin menyewa garasi milik temannya, Susan Wojcicki, untuk mulai membangun mesin pencari paling populer saat ini, Google.

Photo by Ravi Kant from Pexels
Saat Timor Leste Menggali Ilmu Media Relations di Indonesia
Hubungan masyarakat disingkat Humas, juga dikenal dalam bahasa inggris sebagai Public Relations (PR). Secara definisi banyak sekali versinya. Salah satu yang banyak ditemukan dalam literatur adalah definisi yang dirilis International Public Relations Association (IPRA), berikut ini:
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah sebuah fungsi manajemen yang terencana dan berkelanjutan, organisasi induk dan lembaga swasta atau publik yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian, simpati, dan dukungan dari pihak – pihak terkait atau yang memiliki hubungan dengan penelitian opini publik di antara mereka

Photo by rawpixel on Unsplash
Viral Marketing dan Content Spreading, Mana Lebih Menguntungkan?
Kemunculan bayi baru bernama viral marketing begitu antusias disambut. Ramai-ramai mereka mempraktikkan metode penyebaran pesan ini dengan mempertajam kreatifitas pada konten. Tapi tak semua menemukan hasil yang signifikan. Karena memang makin banyaknya konten yang sengaja dirancang agar mendapatkan efek viral justru membuat publik makin selektif memilih konten mana yang layak dibagi-bagikan ulang hingga menyebar seluas-luanya. Bahkan tak sedikit yang juga berefek bumerang bagi pembuat konten dengan terbentuknya stigma maupun sentimen negatif.

https://pikwizard.com
Platform Digital Tak Sekadar untuk Berpindah Ruang
Bagi keberlangsungan media, perpindahan memanfaatkan platform digital bagaikan memasuki hutan baru. Meraba-raba jalan baru maupun celah yang bisa menuai manfaat untuk keberlangsungan perusahaan. Ironisnya, di satu sisi justru mereka yang sudah bermigrasi dari media tradisional ke media digital justru masih banyak yg hanya menggeser platform. Padahal, media digital jelas tak sekadar memindahkan cetak misalnya, ke platform digital. Banyak hal- hal baru yang harus dirubah.

Photo by Domenico Loia on Unsplash
Penggunaan Konten Kreatif di Jagad Internet
Dalam pekerjaan kreatif, penggunaan konten kreatif hasil karya personal seperti logo, foto, video footage, web template, back sound dan ilustrasi yang didapat dari penggunaan internet, sudah menjadi bagian tak terpisahkan. Seringkali para eksekutor produk kreatif menggunakan hasil karya orang lain untuk memenuhi standar visual yang diinginkan. Memang lebih banyak hal ini dilakukan saat proses kratif masuk dalam pembuatan sample atau dummy. Tapi tak sedikit pula yang dalam aplikasi finalnya juga melakukan hal yang sama.

unsplash.com/luis-llerena
SENDAL’91, Mengemas Charity Event dalam Kegiatan Reuni
Salah satu marketing activity yang makin banyak dilakukan dalam rangka branding adalah penyelenggaraan event. Apakah itu komersil maupun bakti sosial atau charity. Efek sosialisasi brand melalui event terbilang digemari karena di era media sosial ini dapat dengan mudah menyebarkan berita mengenai jalannya kegiatan tanpa harus menggunakan media massa yang established.
Proses Produksi Media: Memangkas Mata Rantai
Perubahan dan perkembangan di ranah media digital yang cepat tak bisa di pandang sebelah mata termasuk tentunya untuk soal proses produksi media. Setelah keluarnya iPad di tahun 2010 lalu disusul komputer tablet keluaran Android dan e-Book Reader, hanya berjarak 4 tahun sudah mulai tergeser keberadaan smartphone yang terus menyempurnakan fungsi dan kegunaannya. Big Screen 5 inch ke atas yang memanjakan penggunanya, membuat produk komputer tablet menjadi terlihat terlalu besar untuk kebutuhan mobile activity.

pexels.com
Generasi Digital, Sambut Kehadirannya, Bukan Dihindari
Kata digital bagi sebagian orang merupakan langkah maju dalam peradaban, bahkan juga melahirkan generasi digital. Tapi bagi sebagian yang lain, termasuk dalam sektor bisnis, digital dianggap sebagai badai yang memporakporandakan bangunan, terutama bagi mereka yang terlena dengan kejayaan masa lalu gaya berbisnis konvesional.

pixabay.com